Rabu, 03 April 2013

gandai



 
 
2.4. MACAM-MACAM GANDAITarian Gandai bila di genapkan jumlahnya sangat banyak. Namun yang paling sering ditunjukkan ketika acara pernikahan atau adat lainnya ada lima macam tarian, yaitu Gandai Nenet,Melinjung, Pariaman, Pambak, dan Lampu. Masing-masing tarian mempunyai gerakan danmakna yang berbeda. Bila kita lihat sekilas tarian Gandai terlihat sederhana dan mudah untuk ditiru. Tetapi ternyata cukup melatih kesabaran. Begitu lah yang sempat dirasakan penulis ketikamelihat tarian ini. Sehabis melihat tariannya, penulis bermaksud mencobanya di rumah. Tetapi
Masyaallah… penulis j
adi berpikir dua kali untuk menganggap enteng tarian ini. Berikut limatarian Gandai yang paling sering ditunjukkan :
 
1.
 
Gandai Nenet
 Berisikan gerakan-gerakan kombinasi. Tarian ini menceritakan tentang sekelompok sukuPekal yang sedang mengejar burung untuk keperluan hidup mereka. Dari gerakan penari yangkompak, tergambar jelas makna yang akan disampaikan penari kepada penonton, yaitukekompakan dan tenggang rasa suku Pekal dalam mencapai suatu tujuan.
 
2.
 
Gandai Melinjung
 Gerakan dalam gandai Melinjung ini berlawanan, tetapi kemudian pada akhirnya menyatu.Tarian ini menceritakan tentang suku Pekal yang berselisih, beda pendapat dan saling berlawanan arah dalam bermasyarakat. Tetapi akhirnya mereka bersatu dan menjadi satukesatuan suku Pekal kembali, karena kesadaran dari diri mereka masing-masing bahwa merekaadalah saudara.

3.
 
Gandai Pambak 
Gerakan tarian ini lambat, tetapi tetap enak dilihat dan tetap terlihat wajah-wajah yang penuhkeyakinan dari para penari. Gandai Pariaman ini menggambarkan bahwa suku Pekal tidak terburu-buru dalam mengambil segala tindakan dan keputusan. Mereka melangkah pelan, tapi pasti. Dengan penuh keyakinan dan tindakan serta keputusan yang tepat, suku Pekal yakin semuayang mereka asakan bisa diraih.
 
4.
 
Gandai Pariaman
 Gerakan gandai Pariaman terkesan lebih cepat dari tarian gandai lainnya. Konon, tarian inimelukiskan kehidupan suku Pekal yang tidak ingin bermalas-malasan dalam keseharian mereka.Semua harus dimulai dengan bekerja keras, keuletan yang penuh keyakinan. Suku Pekal tidak mau di katakan
“letoy” oleh orang lain. Untuk itu mereka harus gesit, sigap dan tanggap dalam
 bekerja.5.
 
Gandai Lampu
 Di lihat dari namanya saja pasti pembaca dapat segera menerka bahwa tarian ini pastimenyertakan lampu. Tetapi dimana lampu itu ditaruh? Di atas piring kecil lalu di topang padatelapak tangan? Seperti kebanyakan tari yang menggunakan lampu? Ternyata tidak. Lampu yangmenyala itu ditaruh di atas kepala penari. Kemudian penari menari seperti biasa dengan lampuyang tetap tegak di atas kepalanya dan tidak boleh terjatuh. Tentunya, penari harus professionaldalam memainkan tarian ini. Jika lampu jatuh, persepsi yang timbul dari masyarakat Pekaladalah gadis itu tidak bisa memikul tanggung jawabnya . karena tarian ini menggambarkan sukuPekal yang tetap berpegang teguh pada yang benar, dan konsisten dalam hal-hal positif yangmendukung kemajuan Suku Pekal.
 
 
 PEKAL DIBALIK GANDAIDimata Gandai, Suku Pekal adalah sebuah suku yang aman, damai, dan sejahtera.Berbagai permasalahan yang timbul selalu dapat teratasi dengan kuatnya keyakinan dan optimisyang selalu menyertai mereka. Keinginan untuk maju yang sangat menggebu membuat sukuPekal menjadi terlihat sangat berani dan tak tanggung-tanggung dalam bertindak.Tercermin jelas dari kaca Gandai, bahwa Suku Pekal adalah suatu kesatuan yang sangatsulit untuk dirombak. Tenggang rasa dan gotong royong dari suku Pekal sangat sulit untuk ditiru,hingga para transmigran pun menjadi kagum dibuatnya. Menghadapi transmigran, tidak ada satu pun diantara Suku Pekal yang menunjukkan ketidaksenangan mereka. Semua antusias, merekaserasa mendapat banyak teman dan tempat untuk berbagi segala hal yang kiranya baik untuk kedua pihak. Hingga kini, sikap toleransi dan saling menghargai antara suku Pekal dan paratransmigran masih dapat terlihat jelas. CINTA GANDAI, CINTA PEKALGandai simbol Suku Pekal. Simbol toleransi yang tinggi, simbol kedamaian, kerukunan, persatuan, dan masih banyak lagi yang dapat kita tangkap dari tari Gandai.
 
Dibalik Gandai Nenet, Melinjung, Pariaman, Pambak, maupun Lampu semuanyamencerminkan kesatuan. Tariannya pun menentramkan hati siapa saja yang melihatnya.Ditambah senyuman dari bibir para gadis yang tak kunjung sirna, semakin melenakan para penonton.Cinta Gandai, sudah pasti cinta Pekal. Gandai dan Pekal adalah rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Gandai banyak menceritakan hal-hal positif tantang Pekal. Bagaimana pembaca, setuju? sumber: http://id.scribd.com/doc/131785448/Makalah-Jetrada-by-Riva-Aprilia
 


 

Senin, 01 April 2013

PKn sebagai pendidikan karakter


Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan politik yang fokus materinya berupa peranan warga negara dalam kehidupan bernegara yang kesemuanya itu diproses dalam rangka untuk membina peranan tersebut sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Prewitt & Dawson, dan Aziz dkk dalam Cholisin, 2004:10). Pendidikan Kewarganegaraan lebih merupakan bentuk pengajaran politik atau pendidikan politik. Sebagai pendidikan politik berarti fokusnya lebih menekankan bagaimana membina warga negara yang lebih baik (memiliki kesadaran politik dan hukum) lewat suatu proses belajar mengajar (Cholisin, 2004:11). Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kemudian tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan menurut Kurikulum 2004 adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut:
1. berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan;
2. berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, bernegara;
3. berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya;
4. berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Standar Kompetensi Kewarganegaraan SMA/Aliyah Tahun 2003).
Selain itu, dari sisi teori dan implementasinya mata pelajaran PKn mempunyai peran yang sangat penting dalam pendidikan untuk mengembangkan pembangunan karakter melalui peran guru PKn. Sesuai dengan salah satu misi mata pelajaran PKn paradigma baru yaitu sebagai pendidikan karakter.
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang perlu didukung dengan baik dan nyata, dengan pendidikan karakter yang tepat akan dihasilkan output generasi muda yang memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas secara lahir maupun batin.
PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki muatan dalam pendidikan moral dan nasioalisme, merupakan sebuah mata pelajaran yang wajib mengambil bagian dalam prosespendidikan karakter melalui peran guru PKn. Dengan menerapkan metode pengajaran yang tepat dan didukung oleh semua jajaran personel dilembaga pendidikan tersebut, maka guru PKn dapat mengambil inisiatif untuk menjadi pendorong berlangsungnya program pembelajaran karakter tersebut. Sebagai output dari pembelajaran PKn ini akan diperoleh generasi yang memiliki sumberdaya manusia yang benar-benar berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Untuk mewujudkan pendidikan PKn sebagai bagian dari pendidikan karakter yang mengandung moral, nilai, demokrasi serta Pancasila, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan guru PKn, yakni sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran PKn sebaiknya dilakukan dengan pendekatan komprehensif, baik komprehensif dalam isi, metode, maupun dalam keseluruhan proses pendidikan. Isi pendidikan PKn hendaknya meliputi semua permasalahan yang berkaitan dengan pilihan nilai pribadi sampai nilai-nilai etika yang bersifat umum. Selain itu, guru PKn juga perlu memahami dengan baik mengenai konsep dan indikator karakter yang hendak diinternalisasikan kepada peserta didik supaya guru PKn dapat membuat silabus dan RPP dengan baik sehingga dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif.
2. Metode pembelajaran PKn yang digunakan oleh guru PKn, harus mengembangkan pembelajaran aktif dengan menggunakan banyak metode belajar seperti penanaman nilai melalui studi pustaka, klarifikasi nilai melalui mengamati/mengobservasi, analisis nilai melalui pemecahan masalah/kasus, maupun diskusi kelas untuk menanamkan nilai berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif.
3. Guru PKn hendaknya menjadi model atau contoh bagi peserta didik sebagai guru yang berkarakter. Jadi dalam setiap sikap dan tindakan guru PKn harus menggambarkan karakter yang diinternalisasikan kepada peserta didiknya.
4. Untuk mewujudkan PKn sebagai bagian dari pendidikan karakter maka harus menciptakan kultur sekolah yang kondusif bagi pengembangan karakter peserta didik. Sehingga, kultur sekolah yang berupa norma-norma, nilai-nilai, sikap, harapan-harapan, dan tradisi yang ada di sekolah yang telah diwariskan dan dipegang bersama yang mempengaruhi pola pikir, sikap, dan pola tindakan seluruh warga sekolah. Karena kultur sekolah yang positif dan sehat akan berdampak pada motivasi, prestasi, produktivitas, kepuasan serta kesuksesan siswa dan guru.
Dalam mencapai tujuan ini tentunya Pendidikan PKn tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus bisa berkolaborasi dengan mata pelajaran yang lain, seperti mata pelajaran agama. Pekerjaan ini memang bukan hanya bertumpu pada mata pelajaran PKn tetapi mata pelajaran PKn akan menjadi dasar dan motor dalam setiap kegiatan dan aktivitas yang ada, dan guru PKn akan menjadi pengontrol dan pembimbing dalam pelaksanaannya. Tentu saja, untuk mewujudkan tujuan ini, guru PKn harus didukung dan dibantu oleh semua warga sekolah melalui kerjasama yang baik antara semua pihak, baik oleh kepala sekolah, guru, siswa, serta komite sekolah.
copas by: http://edukasi.kompasiana.com