Jumat, 17 Mei 2013

Praktikum Konsep Dasar IPA 1 (Pengukuran)


LAPORAN PRAKTIKUM
KONSEP DASAR IPA 1
“PENGUKURAN”

Semester    :  2/C
Kelompok  : 3
Anggota:
1.  Melda Evriyani
2.  Novita Sari
3.  Nuraini Fathonah Putri
4.  Syam Apri Wilisseri
5.  Tri Ernawati

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013

PRAKTIKUM PENGUKURAN
                   
A.   Tujuan Praktikum
Tujuan dari dilakukannya praktikum tentang pengukuran ini yaitu untuk mengetahui fungsi dan cara menggunakan beberapa alat ukur seperti mikrometer sekrup,jangka sorong, neraca lengan, termometer, timbangan, mistar.

B.  Landasan Teori

Dalam penulisan laporan ini, kami akan memberikan beberapa pengertian dan materi yang berhubungan dengan praktikum yang kami lakukan. Karena tanpa pengertian dan materi yang jelas maka akan menyebabkan praktikum yang dilakukan pun menjadi tidak sesuai seperti yang diharapkan.
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku.
Dalam pengukuran terdapat besaran pokok yaitu besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih dahulu yang terdiri dari panjang, masssa, waktu, suhu, kuat arus listrik, intensitas cahaya dan jumlah zat dan besaran turunan yaitu besaran yang satuannya diperoleh dari besaran pokok yang terdiri dari luas, volume, massa jenis, kecepatan, percepatan, gaya, usaha, daya, tekanan dan momentum.
Akan kita bahas mengenai pengukuran besaran-besaran fisika, yaitu pengukuran panjang, pengukuran massa dan pengukuran suhu.

1.             Pengukuran Panjang
a.    Pengukuran panjang dengan mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm. Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.
                                                Pembacaan Skala                                 
     Pembacaan Skala
b.    Pengukuran panjang dengan jangka sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu:
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.
       Jangka Sorong
Jangka Sorong
                                           Langkah-langkah dalam pembacaan skala pada jangka sorong:
1.    Pembacaan skala utama yang berhimpit dengan skala nonius nol
2.    Skala nonius yang berhimpit tegak dengan skala utama
Jadi, pembacaan jangka sorong tersebut adalah
Skala utama + Skala nonius.
Contoh: Skala utama 0,8 , Skala nonius 0,09
Maka: 0,8 + 0,09 = 0,89 cm.





c.    Pengukuran panjang dengan mikrometer sekrup

Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur  ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm.
                                             Mikrometer Sekrup
Mikrometer Sekrup
                                         Langkah-langkah membaca skala pada mikrometer sekrup:
1.             Pembacaan skala utama yaitu adalah yang berhimpit dengan tepi selubung luar.
2.             Pembacaan skala putar yaitu garis selubung luar yang berhimpit tepat dengan garis mendatar skala utama.
Jadi, bacaan mikrometer sekrup itu adalah
Skala utama + Skala putar.

Contoh: Skala utama 6,5 , Skala putar 44
                  Maka: 6,5 + 0,44 = 6,94 mm.


2.        Pengukuran Massa Benda
Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam dunia pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan. Perhatikan beberapa alat ukur berat berikut ini.
Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai berikut:
• Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
• Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.
• Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.

3.        Pengukuran Suhu
Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu suatu benda adalah termometer. Termometer yang umum digunakan adalah termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler termometer adalah sebagai berikut:
a.              raksa tidak membasahi dinding kaca,
b.             raksa merupakan penghantar panas yang baik,
c.              kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat mengubah suhunya,
d.             jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC dan titik didihnya 357ºC.
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer alkohol. Alkohol memiliki titik beku yang sangat rendah, yaitu -114ºC. Namun demikian, termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78ºC.
Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1 atmosfer. Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan penetapan titik tetap atas adalah suhu saat air mendidih.

C.    Alat dan Bahan  
1.    Neraca Lengan
2.    Timbangan
3.    Tabung Reaksi
4.    Gelas Ukur
5.    Pipa Tetes
6.    Jangka Sorong
7.    Mikrometer Sekrup
8.    Mista dan
9.    Pemberat Timbangan (2 gr, 50 gr, dan 100gr)
10.  Gelas Neraca Lengan
11.  Kelereng ( Kecil, Sedang, dan Besar)
12.  Kertas Karton/Plastik
13.  Paku
14.  Nampan
                                 
D.Langkah Percobaan
           1. Neraca Lengan disusun hingga gelas timbangan setara dengan bantuan
             beban.
          2.
masukan air sebanyak 200 ml kedalam gelas ukur
          3.
untuk menimbang kelereng,masukan kelereng dalam gelas timbangan pada
             neraca lengan,
kemudian tulis hasil pengukurannya.
          4.
masukan kelereng kedalam tabung reaksi yang telah diisi air kemudian
             gunakan pipa tetes untuk mengambil air yang berada diatas 200 ml
             kedalam gelas ukur yang merupakan volume dari kelereng itu dan tulis
             perhitungan volumenya.
           5. letakan kelereng pada mikrometer sekrup untuk diukur.kemudian cari hasil
              pengukurannya.
           6.
letakan kelereng pada jangka sorong untuk diukur.kemudian cari hasil
             pengukurannya.
           7.
ukur juga kelereng dengan menggunakan mistar untuk mengetahui hasilnya.
           8.
timbang juga kelereng dengan timbangan,untuk mengetahui beratnya.







E. Hasil dan Pembahasan

A.    Pengukuran Mengunakan Neraca Lengan
1.      Kelereng sedang di ukur mengunakan Neraca lengan, Tetapi sebelum di ukur disetarakan beratnya terlebih dahulu mengunakan Timbangan, dan berat yang didapat setara dengan Beban 6 gr.
2.      Kelereng Besar di ukur mengunakan Neraca lengan, Tetapi sebelum di ukur disetarakan beratnya terlebih dahulu mengunakan Timbangan, dan berat yang didapat setara dengan Beban 8 gr.
3.      Kelereng sedang dan Kelereng kecil di ukur mengunakan Neraca lengan, Tapi sebelum di ukur disetarakan beratnya terlebih dahulu mengunakan Timbangan, dan berat yang didapat setara dengan Beban 9 gr.
4.      Kelereng Besar di ukur mengunakan Neraca lengan, Tetapi sebelum di ukur disetarakan beratnya terlebih dahulu  mengunakan Timbangan, dan berat yang didapat setara dengan Beban 22 gr.

B.     Pengukuran Menggunakan Gelas Ukur, dan Tabung Reaksi
1.      Kelereng Besar dan kecil dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi 200 ml Air, dan  Sisa air yang berlebih di pindahkan kedalam tabung reaksi mengunakan pipa Tetes, air yang berlebih sebanyak 6 ml.
2.      Kelereng Sedang dan Besar dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi 200 ml Air, dan  Sisa air yang berlebih di pindahkan kedalam tabung reaksi mengunakan pipa Tetes, air yang berlebih sebanyak 10 ml.
3.      Kelereng kecil, sedang, dan Besar dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi 200 ml Air, dan  Sisa air yang berlebih di pindahkan kedalam tabung reaksi mengunakan pipa Tetes, air yang berlebih sebanyak 9 ml.

C. Pengukuran Menggunakan Timbangan
1.      Kelereng Kecil diukur menggunakan Timbangan bermassa 2,5 gr. akan tetapi sebelum kelereng di timbang,  jarum pada timbangan diletakan tepat pada angka 0.
2.      Kelereng Sedang diukur menggunakan Timbangan bermassa 5 gr. akan tetapi sebelum kelereng di timbang,  jarum pada timbangan diletakan tepat pada angka 0. Agar massa beban yang sedang di timbang
3.      Kelereng Besar diukur menggunakan Timbangan bermassa 20 gr. akan tetapi sebelum kelereng di timbang,  jarum pada timbangan diletakan tepat pada angka 0.


D.    Pengukuran Menggunakan Mistar
1.      Kertas karton Berbentuk Persegi diukur menggunakan Mistar, hasil dari pengukurannya adalah Panjang 9 cm, dan Lebar 9cm.

      E. Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong
 Pengukuran mengunakan  jangka Sorong pada:
1.      Kelereng Kecil
             Skala utama = 2,5 cm
             Skala nonius =0,02 cm
             Skala utama dan skala  nonius di jumlahkan, hasilnya 2,25 cm
2.      Kelereng  sedang
 Skala utama = 1,4 cm
 Skala nonius = 0,05 cm
 skala utama dan skala nonius dijumlahkan, hasilnya 1,45 cm
3.      Kelereng Besar
 Skala utama = 2,5 cm
 Skala nonius = 0,02 cm
Skala utama dan skala nonius dijumlahkan, hasilnya 2,52 cm

F. Pengukuran Mengunakan Mikrometer  Sekrup
1.      Kelereng kecil
  Skala utama =  10,5
    Skala nonius = 0,34
    Skala utama dan skala nonius dijumlahkan, hasilnya 10,84 cm
2.      Kelereng Sedang               
    Skala utama = 15,5
    Skala nonius = 0,30
    Skala utama dan skala nonius dijumlahkan, hasilnya 15,80 cm          

3.      Kelereng Besar
    Skala utama = 22,5
    Skala nonius = 0,27
    Skala utama dan skala nonius dijumlahkan, hasilnya 22, 77 cm























F.   Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum yang telah kami lakukan adalah bahwa kegiatan Pengukuran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang telah kita lakukan misalnya, menimbang benda/beban, dan mengukur panjang benda dengan beberapa alat pengukur panjang. pada intinya dilakukannya praktikum ini sangat bermanfaat bagi kita sebagai calon guru SD, dan juga sebagai masyarakat.



















DAFTAR PUSTAKA

            Sunardi dan Etsa Indra Irawan. (2007). Fisika Bilingual. Bandung: Yrama Widya.

1 komentar: