LAPORAN PRAKTIKUM
KONSEP DASAR IPA 1
“PENGUKURAN”

Semester : 2/C
Kelompok : 3
Anggota:
1. Melda
Evriyani
2. Novita
Sari
3. Nuraini
Fathonah Putri
4. Syam
Apri Wilisseri
5. Tri
Ernawati
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2013
PRAKTIKUM PENGUKURAN
A.
Tujuan
Praktikum
Tujuan
dari dilakukannya praktikum tentang pengukuran ini yaitu untuk mengetahui
fungsi dan cara menggunakan beberapa alat ukur seperti mikrometer sekrup,jangka
sorong, neraca lengan, termometer, timbangan, mistar.
B.
Landasan
Teori
Dalam penulisan laporan ini, kami
akan memberikan beberapa pengertian dan materi yang berhubungan dengan
praktikum yang kami lakukan. Karena tanpa pengertian dan materi yang jelas maka
akan menyebabkan praktikum yang dilakukan pun menjadi tidak sesuai seperti yang
diharapkan.
Pengukuran merupakan kegiatan
membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai
satuan. Sesuatu
yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan
pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan.
Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau
tetap untuk semua orang disebut satuan
baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran
dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku.
Dalam pengukuran terdapat besaran pokok yaitu besaran yang satuannya telah didefinisikan
terlebih dahulu yang terdiri dari panjang, masssa, waktu, suhu, kuat arus
listrik, intensitas cahaya dan jumlah zat dan besaran turunan yaitu besaran yang satuannya diperoleh dari besaran
pokok yang terdiri dari luas, volume, massa jenis, kecepatan, percepatan, gaya,
usaha, daya, tekanan dan momentum.
Akan kita bahas mengenai pengukuran besaran-besaran fisika,
yaitu pengukuran panjang, pengukuran massa dan pengukuran suhu.
1.
Pengukuran Panjang
a.
Pengukuran panjang dengan mistar
Penggaris
atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus,
berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu,
dan penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai
1 meter, sedangkan meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar
memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm. Posisi mata harus melihat tegak
lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari
kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat
atau disebut dengan kesalahan paralaks.
Pembacaan Skala
b.
Pengukuran
panjang dengan jangka sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur
panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau
0,01 cm. Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan
diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu:
1. rahang tetap dengan skala tetap
terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi
skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.
Jangka
Sorong
Langkah-langkah dalam pembacaan
skala pada jangka sorong:
1. Pembacaan skala utama yang berhimpit
dengan skala nonius nol
2. Skala nonius yang berhimpit tegak
dengan skala utama
Jadi,
pembacaan jangka sorong tersebut adalah
Skala
utama + Skala nonius.
Contoh:
Skala utama 0,8 , Skala nonius 0,09
Maka:
0,8 + 0,09 = 0,89 cm.
c. Pengukuran panjang dengan mikrometer
sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm.
Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran
kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil
kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala
utama, skala putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama
bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm.
Mikrometer
Sekrup
Langkah-langkah membaca skala pada mikrometer sekrup:
1.
Pembacaan
skala utama yaitu adalah yang berhimpit dengan tepi selubung luar.
2.
Pembacaan
skala putar yaitu garis selubung luar yang berhimpit tepat dengan garis
mendatar skala utama.
Jadi,
bacaan mikrometer sekrup itu adalah
Skala utama + Skala putar.
Contoh: Skala utama 6,5 , Skala putar 44
Maka: 6,5 + 0,44 = 6,94 mm.
2.
Pengukuran Massa Benda
Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya
adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang
diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam dunia pendidikan sering
digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan. Perhatikan beberapa alat
ukur berat berikut ini.
Bagian-bagian
dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai berikut:
• Lengan depan memiliki skala
0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
• Lengan
tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.
• Lengan belakang dengan skala
bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
3.
Pengukuran Suhu
Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu
suatu benda adalah termometer. Termometer yang umum digunakan adalah termometer
zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol. Pertimbangan
dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler termometer adalah sebagai
berikut:
a.
raksa tidak membasahi dinding
kaca,
b.
raksa merupakan penghantar
panas yang baik,
c.
kalor jenis raksa rendah
akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat mengubah suhunya,
d.
jangkauan ukur raksa lebar
karena titik bekunya -39 ºC dan titik didihnya 357ºC.
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer
alkohol. Alkohol memiliki titik beku yang sangat rendah, yaitu -114ºC. Namun
demikian, termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu benda
yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78ºC.
Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap
atas dan titik tetap bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan
1 atmosfer. Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan
titik tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan penetapan titik tetap atas
adalah suhu saat air mendidih.
C.
Alat
dan Bahan
1. Neraca
Lengan
2. Timbangan
3. Tabung
Reaksi
4. Gelas
Ukur
5. Pipa
Tetes
6. Jangka
Sorong
7. Mikrometer
Sekrup
8. Mista
dan
9. Pemberat
Timbangan (2 gr, 50 gr, dan 100gr)
10. Gelas
Neraca Lengan
11. Kelereng
( Kecil, Sedang, dan Besar)
12. Kertas
Karton/Plastik
13. Paku
14. Nampan
D.Langkah Percobaan
1. Neraca Lengan disusun
hingga gelas timbangan setara dengan bantuan
beban.
2. masukan air sebanyak 200 ml kedalam gelas ukur
3. untuk menimbang kelereng,masukan kelereng dalam gelas timbangan pada
neraca lengan, kemudian tulis hasil pengukurannya.
4. masukan kelereng kedalam tabung reaksi yang telah diisi air kemudian
gunakan pipa tetes untuk mengambil air yang berada diatas 200 ml
kedalam gelas ukur yang merupakan volume dari kelereng itu dan tulis
perhitungan volumenya.
5. letakan kelereng pada mikrometer sekrup untuk diukur.kemudian cari hasil
pengukurannya.
6. letakan kelereng pada jangka sorong untuk diukur.kemudian cari hasil
pengukurannya.
7. ukur juga kelereng dengan menggunakan mistar untuk mengetahui hasilnya.
8. timbang juga kelereng dengan timbangan,untuk mengetahui beratnya.
beban.
2. masukan air sebanyak 200 ml kedalam gelas ukur
3. untuk menimbang kelereng,masukan kelereng dalam gelas timbangan pada
neraca lengan, kemudian tulis hasil pengukurannya.
4. masukan kelereng kedalam tabung reaksi yang telah diisi air kemudian
gunakan pipa tetes untuk mengambil air yang berada diatas 200 ml
kedalam gelas ukur yang merupakan volume dari kelereng itu dan tulis
perhitungan volumenya.
5. letakan kelereng pada mikrometer sekrup untuk diukur.kemudian cari hasil
pengukurannya.
6. letakan kelereng pada jangka sorong untuk diukur.kemudian cari hasil
pengukurannya.
7. ukur juga kelereng dengan menggunakan mistar untuk mengetahui hasilnya.
8. timbang juga kelereng dengan timbangan,untuk mengetahui beratnya.
E. Hasil dan Pembahasan
A.
Pengukuran
Mengunakan Neraca Lengan
1. Kelereng
sedang di ukur mengunakan Neraca lengan, Tetapi sebelum di ukur disetarakan beratnya
terlebih dahulu mengunakan Timbangan, dan berat yang didapat setara dengan
Beban 6 gr.
2. Kelereng
Besar di ukur mengunakan Neraca lengan, Tetapi sebelum di ukur disetarakan beratnya
terlebih dahulu mengunakan Timbangan, dan berat yang didapat setara dengan
Beban 8 gr.
3. Kelereng
sedang dan Kelereng kecil di ukur mengunakan Neraca lengan, Tapi sebelum di
ukur disetarakan beratnya terlebih dahulu mengunakan Timbangan, dan berat yang
didapat setara dengan Beban 9 gr.
4. Kelereng
Besar di ukur mengunakan Neraca lengan, Tetapi sebelum di ukur disetarakan beratnya
terlebih dahulu mengunakan Timbangan,
dan berat yang didapat setara dengan Beban 22 gr.
B.
Pengukuran
Menggunakan Gelas Ukur, dan Tabung Reaksi
1. Kelereng
Besar dan kecil dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi 200 ml Air, dan Sisa air yang berlebih di pindahkan kedalam
tabung reaksi mengunakan pipa Tetes, air yang berlebih sebanyak 6 ml.
2. Kelereng
Sedang dan Besar dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi 200 ml Air, dan Sisa air yang berlebih di pindahkan kedalam
tabung reaksi mengunakan pipa Tetes, air yang berlebih sebanyak 10 ml.
3. Kelereng
kecil, sedang, dan Besar dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi 200 ml Air,
dan Sisa air yang berlebih di pindahkan
kedalam tabung reaksi mengunakan pipa Tetes, air yang berlebih sebanyak 9 ml.
C. Pengukuran
Menggunakan Timbangan
1. Kelereng
Kecil diukur menggunakan Timbangan bermassa 2,5 gr. akan tetapi sebelum
kelereng di timbang, jarum pada
timbangan diletakan tepat pada angka 0.
2. Kelereng
Sedang diukur menggunakan Timbangan bermassa 5 gr. akan tetapi sebelum kelereng
di timbang, jarum pada timbangan
diletakan tepat pada angka 0. Agar massa beban yang sedang di timbang
3. Kelereng
Besar diukur menggunakan Timbangan bermassa 20 gr. akan tetapi sebelum kelereng
di timbang, jarum pada timbangan
diletakan tepat pada angka 0.
D.
Pengukuran
Menggunakan Mistar
1. Kertas
karton Berbentuk Persegi diukur menggunakan Mistar, hasil dari pengukurannya
adalah Panjang 9 cm, dan Lebar 9cm.
E. Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong
Pengukuran mengunakan jangka Sorong pada:
1. Kelereng
Kecil
Skala
utama = 2,5 cm
Skala nonius =0,02 cm
Skala
utama dan skala nonius di jumlahkan,
hasilnya 2,25 cm
2. Kelereng sedang
Skala utama = 1,4 cm
Skala nonius = 0,05 cm
skala utama dan skala nonius
dijumlahkan, hasilnya 1,45 cm
3. Kelereng Besar
Skala utama = 2,5 cm
Skala nonius = 0,02 cm
Skala utama dan skala nonius dijumlahkan, hasilnya 2,52 cm
F.
Pengukuran Mengunakan Mikrometer Sekrup
1. Kelereng
kecil
Skala utama =
10,5
Skala nonius = 0,34
Skala utama dan skala nonius dijumlahkan, hasilnya
10,84 cm
2. Kelereng
Sedang
Skala utama = 15,5
Skala nonius = 0,30
Skala utama dan skala nonius dijumlahkan,
hasilnya 15,80 cm
3. Kelereng
Besar
Skala utama = 22,5
Skala nonius = 0,27
Skala utama dan skala nonius dijumlahkan,
hasilnya 22, 77 cm
F.
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum yang
telah kami lakukan adalah bahwa kegiatan Pengukuran sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, seperti yang telah kita lakukan misalnya, menimbang
benda/beban, dan mengukur panjang benda dengan beberapa alat pengukur panjang.
pada intinya dilakukannya praktikum ini sangat bermanfaat bagi kita sebagai
calon guru SD, dan juga sebagai masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Sunardi dan Etsa Indra Irawan.
(2007). Fisika Bilingual. Bandung: Yrama
Widya.
Terima kasih atas contoh laporannya, sangat bermanfaat ^_^
BalasHapus